Translate

Jumat, 18 Desember 2020

Meracik Tepung Kasar Dari Batang Pisang



Transkrip Video :
Meracik Tepung Kasar Dari Batang Pisang untuk Pakan Ayam & Pupuk 
___________________

Selamat sore, rekan-rekan dimana pun anda berada, sore hari ini cuaca di daerah kami agak mendung, namun  tidak menyurutkan semangat kita untuk berkarya.

Kali ini, saya ingin berbagi cerita, cerita tentang cara memanfaatkan limbah pertanian, seperti batang pisang untuk dijadikan tepung, tepung batang pisang, walaupun agak kasar tapi bisa digunakan untuk campuran bahan pakan atau bahan-bahan pupuk.

Seperti yang ada di depan saya ini, inilah gambarnya, batang pisang yang sudah berubah menjadi tepung.

Ini, butuh waktu sekitar dua minggu, dia akan menjadi tepung, dikerjakan secara manual.

Batang pisang yang kita gunakan ini, batang pisang yang sudah tua, yang sudah diambil buahnya.

Jadi, seperti ini batangnya. Lalu, dari situ batang ini diiris menggunakan pisau dengan ketebalan maksimal tiga milimeter.

Cara memotongnya seperti ini. Ini, sudah ada di depan saya ini. Setelah dipotong, ini volumenya sedikit, untuk bahan contohnya saja, peragaan, jadi gampang mendemonstrasikannya. 
Setelah dipotong, kita mencampur dengan dedak. Dedak ini, anda boleh menggunakan berapa saja, berapa genggam pun tidak masalah, sesuai dengan kemauan anda. 
Setelah itu, diremas dan dibalik-balik sampai merata, kemudian ditaburi gula, gula sedikit saja. Karena ini sedikit, jadi satu sendok sudah cukup. Juga, kita tambahkan beras. Ini fungsinya biar aromanya cukup wangi. Setelah itu, kita masukan ke bak. 
Nah, ini, seperti ini. Kita bisa sambil meremasnya karena memang kita melakukan secara manual. Kemudian, kita tutup, biarkan sampai tiga empat hari, nanti kita bolak-balik lagi. 
Apabila kita merasa untuk perlu menambah dedak atau juga gula, tidak masalah biar aromanya tetap terjaga bagus. Nah, ini, kita butuh waktu sampai dua minggu.

Ketika dua minggu, hasilnya seperti ini. Dari sini, anda gunakan untuk menjadi bahan campuran, campuran pakan.

Sekarang, saya ingin memperagakannya. Di depan saya ini sudah ada bahannya, dedak, dedak sekitar sembilan mangkok. Kemudian, juga, nanti saya campurkan sama beras. 
Ini, ada bubur, bubur nasi sisa yang saya rebus, sekitar lima mangkok.  Mangkoknya seperti ini. Kemudian, saya campuran lagi dengan ampas
ikan. Ampas ikan ini dua ribu sekilo, saya beli di pasar, lalu gula segenggam atau setengah, tidak apa-apa.

Kemudian, beras lagi. Bisa dicampur dengan gilingan jagung yang halus, beberapa pun anda mau tidak masalah. Atau juga gilingan jagung kasar. 
Anda boleh mencampurnya, bebas berimprovisasi, ukurannya tergantung anda. Kemudian, bisa juga bulak-balik. Bahkan, kalau anda juga punya bahan-bahan sisa, yang tidak 
bisa dikonsumsi lagi, seperti mie instan boleh mencampurnya. 
Nah, begini cara kerjanya. Setelah itu, anda boleh mencampur dengan tepung kasar ini. Anda mau mencampur tepung kasar ini, nanti anda sendiri  yang merasakan lebih cocok itu, lakukan saja. Saya tidak menentukan berapa banyaknya.

Nah, perlu saya tambahkan juga bahwa kenapa kita membuat ransum ayam ini,  ransum ayam itu harus terdiri dari beberapa bahan, bukan satu macam, karena tiap bahan yang kita gunakan, baik kacang-kacangan, jagung, kedelai atau bungkil kelapa, tepung batang pisang ini, itu, masing-masing bahan itu punya kelemahan. 
Dengan dicampur bahan-bahan ini, dia saling melengkapi. Jadi, kira-kira unsur-unsur yang dibutuhkan untuk makanan itu, seperti karbohidrat, protein, lemak bahkan vitaminnya itu sudah bisa menyatu.

Nah, itupun juga, walau semua bisa terwakili, bukan berarti ayam kita nanti bisa luar biasa besarnya, bisa cepat besar atau apa ya karena banyak faktor yang membuat kita bisa melihat ayam kita itu cepat besar atau lambat.

Bisa jadi sistem pencernaan ayam kurang bagus juga mempengaruhi tingkat pertumbuhan ayam karena semua bahan-bahan ini tidak bisa dicerna seratus persen oleh ayam karena begitulah keterbatasannya.

Makanya, tidak semua ayam itu cepat besar, mungkin juga faktor bibit. Bibit yang kurang bagus juga membuat pertumbuhan pertumbuhan ayam itu lambat. Atau juga penggunaan kandang yang kurang memenuhi
persyaratan yang layak. 
Jadi,  sebelum saya membuat pakan ini, saya sempat membaca karya tulis dari seorang  profesor.
Profesor Dr Ir GDE  Bidura MS, pengajar pada program studi peternakan Universitas Udayana, ini,  buku ini merupakan bahan ajar yang diterbitkan pada tahun 2015. 
Di situ, dia banyak bercerita tentang bahan-bahan organik yang bisa kita gunakan untuk menjadi bahan makanan, kemudian kita fermentasi. 

Jadi, bisa kita fermentasi tadi, kita vacum. Ya, kalau kita vacum dia, satu kali dua puluh empat jam atau minimal tiga kali dua puluh empat jam, boleh kita gunakan langsung. 
Dan, kalau kita tidak ingin menggunakannya 
sebagai makanan ayam, kita bisa gunakan sebagai pupuk. Nah, inilah dia, seperti contoh ini, saya ambil, kalau menggunakan buat pupuk, kemudian dicampur, diaduk pada air sepuluh liter, baru kita siram ke tanaman kita.
Jadi, perlu saya tambahkan juga, keunggulan lain dari pakan yang saya bikin ini, kalau dijadikan pupuk tanaman, maka sudah pasti tanaman itu akan menjadi subur, segar, dan di tanah-tanah  sekitar tanaman itu, di pot sekalipun, akan muncul banyak cacing tanah. 
Tanah menjadi subur, tanah yang keras sekalipun bisa menjadi butiran-butiran, seperti butiran beras. Dan, kalau anda mau berternak cacing, bahan ini bisa digunakan untuk makanan cacing. 
Atau beternak cacing di bawah, pada tanah yang ada tanamannya pun, setelah anda panen sayur-sayuran anda, misalnya, anda bisa kumpul cacing-cacing dan bisa juga diolah lagi menjadi makanan ayam anda. Jadi, semuanya bersirkulasi, ngak ada yang merepotkan kita. 
Jadi, kita bisa punya sumber makanan alternatif dari cacing yang kita dapat dari sekitar tanaman kita. 

Nah, perlu juga saya sampaikan bahwa  beternak ini bagi kita yang punya keterbatasan lahan ini cukup ideal, ya.

Dan, kita juga harus menganggap bahwa beternak itu adalah bagian dari entertainment sehingga kita merasa tidak terbebani. 
Mungkin, dengan sepenuh ekor induk ayam, ayam betina,  dan juga dua ekor jantan, kalau anda memberi makan ini tiap hari, produksi telurnya seperti berkesinambungan dan anda tidak perlu harus beli lagi telur di tempat lain, tapi anda bisa produksi telurnya saja. 
Nah, kelebihan lain bahwa kalau anda ingin 
membandingkan ayam yang makan makanan ini, yang seperti yang saya olah ini, anda bisa membeli dua ekor ayam potong, yang beratnya sekitar satu atau dua kilogram. 
Kemudian anda pelihara beberapa lagi, beberapa minggu dan memberi makanan seperti yang ini, makanan yang saya buat ini, maka anda akan merasakan perbedaan yang signifikan antara ayam potong itu, yang tidak diberi pakan ini dengan ayam yang sudah diberi pakan ini. 
Saya pikir, demikian penjelasan saya yang singkat  ini. Sampai jumpa pada edisi mendatang, terimakasih.

Rabu, 16 Desember 2020

Manfaatkan Bubur Nasi untuk Pakan Ayam dan Pupuk


Video Transcript:

Manfaatkan Bubur Nasi untuk Pakan Ayam & Pupuk
________________________

Selamat sore kawan kawan di manapun anda berada, sore hari ini saya ingin berbagi cerita membuat pakan dari dedak dan juga dari bubur nasi yang sudah direbus.

Berikut bahan lainnya, nanti akan saya perlihatkan satu demi satu.

Tapi, sebelumnya, saya ingin menunjukan contoh pakan yang saya buat seperti yang ada di drum plastik ini. Ini drum, drum kecil, inilah pakan. 

Pakan ini nanti akan saya fermentasi, lalu setelah satu kali dua puluh empat jam atau lebih, saya akan memberi makan ayam. 

Hanya saja, kalau kita tidak ingin memberi makan ayam, kita bisa gunakan untuk pupuk dengan ukuran satu genggam ini dimasukan ke air sepuluh liter.

Nanti, anda boleh menyiram tanaman anda. Setelah anda menyiram, beberapa minggu kemudian anda akan menyaksikan sendiri tanaman anda makin segar.

Kemudian, anda akan melihat banyak cacing di sekitar tanaman anda, bisa anda korek-korek di situ. Itulah salah satu kegunaan pakan ini kalau kita tak ingin menjadikan makanan ayam.

Lalu, kalau kita juga tidak punya ember atau drum plastik, kita juga bisa vakum atau fermentasi di tempat seperti ini, kantong plastik yang kecil-kecil, kita bisa buat sesuai kebutuhan kita.

Walaupun sedikit, kalau kita ingin mencobanya, tidak mengapa. Nanti, setelah kita masukan ke drum, kita bisa menutupnya, seperti ini tutupnya, ada gelang logam untuk pres sehingga dia tidak bocor.

Nah, mari kita mulai. Ini, kami gunakan mangkok untuk menakar. Saya sudah menakar sekitar sembilan, sembilan mangkok. Setelah itu, saya akan masukan bubur.

Bubur ini tiga mangkok, artinya satu banding tiga. Jika anda ingin lebih, bisa empat gayung, boleh, atau kurang pun tidak apa-apa. Setelah itu, kita aduk.

Kita juga harus menabur beras segenggam. Ini prosesnya. Memang demikian. Saya tidak banyak menjelaskan soal manfaat beras ini.

Tapi, inilah prosesnya. Setelah itu, saya taburkan gula sekitar dua sendok. Kemudian juga, kalau kita punya ampas ikan, seperti ini, kita bisa mencampur.

Kita boleh mencampur dua atau tiga genggam, tidak masalah. Ini, ampas ikan, saya beli satu kilo dua ribu rupiah.

Kalau kita tidak punya ampas ikan, kita bisa beli tepung ikan, cuma tepung ikan lebih mahal.

Kemudian, kalau kita ingin menggunakan pakan itu untuk anak ayam, kita boleh menggunakan jagung yang kecil, gilingan agak halus.

Kita boleh memberi tiga atau sepuluh genggam, tidak apa-apa, tergantung selera kita. Kita bebas berimprovisasi membuat pakan ini.

Bahkan, kalau kita hanya ingin memberi pakan ini untuk ayam dewasa, kita bisa manfaatkan jagung pecahan besar, ini anda boleh menaruh berapa saja.

Tapi pada dasarnya kita menginginkan pakan yang benar-benar berkualitas, ekonomis, sehat, tahan lama dan ramah lingkungan.

Pakan ini, setelah anda fermentasi atau vakum, wanginya berubah menjadi makin harum. Setelah dicampur-campur, bisa anda masukan ke tong yang besar ini.

Nah, kalau kita ingin beternak, memang kadang kita dihadapkan dengan pertanyaan, apakah yang kita utamakan telur ayam dan kita tetaskan menjadi anak ayam atau makanan yang kita utamakan ?

Kalau menurut saya, ada baiknya kita stock dulu makanan kita sebanyak-banyaknya, lalu kita rencanakan berapa ekor yang mau kita piara.

Anggap saja drum plastik ini sebagai bank pakan kita atau feeding bank, lalu kalau kita hanya punya lima ekor, mungkin butuh sekitar tiga bulan pakan akan habis.

Nah, saya ingin tambahkan bahwa pakan ini, kalau meracik sedemikian ini, yang wajib ada adalah dedak, kemudian bubur.

Fungsi bubur sebagai perekat, pelembut, dan juga mengharumkan, dan memang menjadi lebih gurih bagi ayam karena dari respon dan reaksinya makan makanan ini.

Tanpa menggunakan bubur, kemungkinan untuk tidak diminati ayam cukup tinggi, karena saya sudah mencoba meracik pakan ini beberapa tahun yang lalu, dan itu selalu gagal karena saya tidak menggunakan bubur. Padahal, saya sudah mencoba menggunakan tepung terigu, tepung beras dan tepung lainnya itu juga tidak terlalu menolong.

Setelah saya melihat ada nasi sisa, dari pada langsung diberikan kepada ayam itu kurang sehat, saya membuatnya menjadi bubur, dan langsung saya coba menggunakan, ternyata hasil sangat bagus.

Saya juga ingin mengatakan bahwa pakan ini relatif murah jika dibandingkan dengan pakan instan produksi pabrik yang dijual di toko pakan.

Di toko pakan itu, harga termurah delapan ribu rupiah sekilo, sementara tertinggi sebelas ribu. Dengan kita mengolah seperti ini, kita bisa menekan biayanya sampai dibawah lima ribu rupiah.

Dan kalau kita mau memaksa, cukup lima ribu, jangan sampai lebih. Banyak bahan-bahan yang bisa anda menggunakan untuk mencampur ke pakan ini pada saat anda mengolah.

Seperti tepung kacang, tepung kedelai, atau kacang dan kedelai yang sudah tidak bisa kita gunakan, atau juga makanan yang tidak layak dikonsumsi, seperti mie instan, boleh dicampur di sini.

Kegunaan lain pakan ini untuk pupuk tanaman. Tanah anda yang tergolong rusak sekalipun, tanah kering tergolong tanah mati, keras, setelah beberapa pekan anda menyiram tanah-tanah ini akan kembali lembut.

Dan pada tanah-tanah itupun anda akan melihat banyak sekali cacing tanah. Mereka akan tambah banyak sebab setiap hari kalau anda gunakan berarti anda sudah memberi cacing anda makan.

Jadi, fungsinya bukan cuma sebagai pupuk saja, untuk makanan cacing. Dengan adanya cacing, ini membuktikan bahwa tanah anda memang bagus sekali untuk tanaman itu setelah anda menyiramnya.

Saya kira yang lain akan saya jelaskan, anda juga bisa menggunakan tepung kasar dari batang pisang.

Tapi, nanti dalam edisi berikut, saya akan berusaha untuk menjelaskan bagaimana cara mengolah batang pisang menjadi tepung yang digunakan untuk pakan ayam. Sekian dan terimakasih. (Larikata)

Sabtu, 28 November 2020

Ayam Dilarang Makan Sampah


"Ayam Dilarang Makan Sampah." Judul tulisan itu memang kontradiksi dengan obyek bahasan ini. Mestinya, judul tulisan, antara lain: Meracik Pakan Berbasis Makanan Sisa.

Bahan :
1.  Nasi, sayur dan ubi dari sisa makanan
2. Dedak padi 5 kg atau 10 kg
3. Air cucian beras 2 liter
4. Gula pasir 1 genggam
5. Tepung ikan atau ampas ikan teri kering


Peralatan :
1. Panci masak, tinggi 15 cm, diameter 30 cm
2. Terpal
3.  Ember
4. Gayung air
5. Drum plastik atau kantong plastik

Meracik Pakan :
. Rebus nasi, sayur dan ubi menjadi bubur
. Bentangkan terpal
. Tuang dedak di terpal
. Tuangkan bubur panas pada dedak
. Taburkan tepung ikan secukupnya
. Larutkan gula di air beras dan siram merata
. Aduk campuran bahan secara merata
. Masukan bahan ke drum atau kantong plastik       untuk  vacum

---------------------------------

Seperti diketahui, model olah pakan tersebut adalah pemanfaatan sisa makanan dicampur bahan dasar pakan seperti dedak, dikerjakan secara manual, dan divacum. 

Belakangan ini, sisa makanan dipopulerkan sebagai sampah organik. Sampah organik itu dijadikan bahan baku pakan ternak  dan juga pupuk tanaman.

Model ini cukup simpel dan cocok bagi  peternak dadakan yang fokus beternak unggas berskala kecil karena lahan terbatas, namun tetap mengedepankan opsi efektif dan efisien, ekonomis dan higenis serta ramah lingkungan, sementara ayam atau unggas relatif sehat.

Komposisi bahan yang digunakan, khususnya bubur nasi dan sisa makanan berguna untuk perekat dedak dan tepung ikan atau serbuk ikan asin dan bahan lain. Pakan dengan komposisi seperti ini tergolong murah, jika dibandingkan  pakan produksi pabrik seperti yang dijual di toko pakan unggas. 

Dianjurkan tidak menggunakan minyak sisa goreng makanan sebagai campuran pakan  karena lemak minyak akan menempel pada bulu ayam sehingga ayam nampak tidak sehat, dan mati. Margarin juga termasuk jenis makanan yang tidak cocok dicampur ke pakan jenis ini.

Catatan penting yang perlu diperhatikan adalah jenis bahan seperti bubur, dedak, air cucian beras, dan gula harus ada. Jika  aroma pakan tidak harum berarti pemakaian gula sangat irit. Jika tidak punya air cucian beras, sebagai ganti, rendam beras setengah liter pada air dan campurkan ke pakan.

Namun, jika ingin mendapat aroma  buah pada pakan, seperti wangi nanas, misalnya, blender buah nanas  dan aduk bersama bahan pakan dimaksud. Model olahan pakan seperti ini, ada yang menyebut pakan fermentasi

Selesai meracik pakan, masukan ke drum plastik kedap udara. Pakan ini juga bisa dimasukan dalam kantong plastik dan diikat sehingga kedap udara. Jika tempat penyimpan tidak bocor, pakan dapat bertahan minimal enam bulan atau lebih. Pakan  bisa digunakan jika telah divacum  minimal 24 jam.

Aroma khas pakan ini tergolong ramah lingkungan, begitulah sensasi yang anda rasakan. Hal menarik dari produk daur ulang ini,  selain menjadi pakan unggas,   bisa digunakan untuk pupuk tanaman.

Jika anda tidak berminat menjadikan produk ini sebagai pakan unggas, anda bisa gunakan untuk pupuk tanaman, seperti tanaman hias di rumah atau juga tanaman pertanian. Caranya,  satu genggam  pakan dimaksud ke air 10 liter, dan siram tanaman tersebut. Go green dalam pencitraannya kian nampak ketika pupuk ini diaplikasikan ke tanaman. 

Walau demikian, komposisi  pakan bisa dikombinasi dengan pecahan biji jagung dan kacang-kacangan, kemudian divacum. Ampas tahu dan kelapa boleh digunakan  untuk campuran pakan agar variatif.

Sisi lain kegunaan pakan ini adalah dapat dimanfaatkan sebagai bahan  pengusir serangga, khususnya lalat di area  kandang dan sekitarnya. Caranya adalah campurkan satu atau dua genggam pakan di ember berisi 10 liter air dan disiram ke area kandang. Ayam yang mengonsumsi pakan ini, menghasilkan feses yang tidak disenangi lalat.

Timbul pertanyaan, apakah pakan ini dapat dikonsumsi  ayam dewasa dan anak ayam? Jawabannya,  semua ayam boleh diberi pakan ini,  apalagi ayam lapar.  Namun, ayam usia satu hingga 14 hari, pakan diracik khusus dengan perbanyak bubur nasi sejumlah dua atau tiga panci. 

Perlu diketahui bahwa untuk mendapat hasil sesuai komposisi racik pakan tersebut di atas, penulis butuh waktu uji coba racik pakan lebih dari dua tahun. Hal ini berarti peluang gagalnya cukup sering terjadi. Padahal, yang ingin dicapai adalah membuat pakan murah berkualitas seperti komposisi tersebut di atas. 

Kegagalan uji coba pakan dapat diketahui dari respon ayam terhadap pakan kurang reaktif. Pakan tidak termakan semua, sisa makanan menjamur dan membusuk di tempat makan ayam.


Meracik Tepung Sayur

Meracik Tepung Sayur secara manual, bukanlah hal yang rumit. Tepung ini digunakan sebagai bahan campuran pakan, seperti pecahan biji jagung dan kacang-kacangan. 

Cara membuat tepung sayur itu, pertama, iris sayur dengan ketebalan satu cm, kemudian dicampur dengan dedak secukupnya. 

Kedua, larutkan satu genggam gula pasir pada air beras dua liter dan campurkan ke  dedak dan sayur. 

Ketiga, campuran bahan ini ditutup terpal, namun tiga hari kemudian bahan divacum dalam drum untuk membunuh belatung yang akan muncul di bahan tersebut. Satu jam kemudian, bahan dikeluarkan dari drum dan ditutup terpal lagi selama dua hari. 

Pada tahap ini, bahan dapat digunakan untuk campuran pakan ayam. Jika belum digunakan untuk campuran pakan, tepung sayur itu divacum agar  tetap awet dan steril. 

Sayur dimaksud adalah sampah sayuran atau sayur yang tidak bisa dimakan. Tidak disebutkan berapa banyak sayur dan dedak yang dibutuhkan sebab anda juga mampu berkreasi membuat formula terbaik sesuai kondisi anda.


Mengobati  Infeksi Ayam

Pada tahun 2020 ini,  beberapa bulan yang lalu, diketahui ayam di kandang sakit. Jumlah ayam sakit ini belasan ekor, baik jantan maupun betina. Sebagai peternak kelas teri, karena hanya mampu pelihara puluhan ekor, keadaan ini cukup merepotkan.

Padahal, desain kandang tergolong baik. Ventilasi udara dan pencahayaan cukup baik. Penerangan lampu dinilai maksimal, lingkungan kandang bebas hama, bahkan lalat saja enggan menghinggapi kandang. 

Makanan dan air cukup baik, sanitasi kandang relatif bersih. Lantai kandang terbuat dari bambu dan kawat. Desain kandang bertingkat. Kandang tergolong aman dari serangan predator.

Penyakit dimaksud, yakni telapak kaki ayam bengkak, kulit kaki  ayam kapalan dan retak kemerahan, ketika dicubit sulit terkelupas. Pada mulut ayam nampak daging tumbuh, sedangkan mata ayam juga membengkak karena terdapat gumpalan daging menutup bola mata ayam.

Ayam yang mengalami pembengkakan pada mata selalu menjerit sepanjang hari. Mata ayam berdarah karena dicakar sendiri. Kondisi demikian perlu ditanggulangi, diobati. 

Cara mengobati : 

Rebus daun Ketapang secukupnya sesuai kebutuhan pengobatan. Rebus air benar-benar mendidih. Daun rebusan itu minimal 10 lembar. Gunakan 5 liter air dengan  PH normal, seperti air mineral, atau air hujan. Jangan menggunakan air tanah untuk rebus daun itu karena air hasil  rebusan nampak kotor, daun hancur.

Tuangkan air ke dalan ember dan biarkan hingga air jadi hangat lalu mandikan ayam sakit itu. Pada bagian yang terluka digosok secara lembut. Rendam telapak kaki ayam yang bengkak itu agak lama. Air rebusan itu juga harus diberi minum ayam tersebut.

Lakukan hal serupa setiap hari atau dua hari sekali diobati. Pada pengobatan yang ketiga kali, akan nampak perubahan signifikan, dan ayam bakal sembuh.

Seperti diketahui, pilihan untuk menggunakan daun Ketapang,  bukan suatu tindakan kebetulan saja. Pilihan ini didasari kajian hasil riset dari beberapa universitas top level di Indonesia terkait kandungan obat yang ada pada daun Ketapang, seperti antibiotik, antiseptik, antitoksin dan sejenisnya. Merebus daun Ketapang adalah inisiatif penulis.

Kendati begitu, Ayam Dilarang Makan Sampah, seperti  judul tulisan tersebut di atas merupakan sinyal positif bagi peternak untuk tidak membiarkan ayam makan sampah karena sampah mengandung bakteri yang bisa menimbulkan infeksi yang menyebabkan ayam mati.

Sayangnya, bakteri yang menyebabkan ayam mati, nyatanya bukan hanya karena ayam makan sampah saja, akan tetapi ayam yang  dipelihara dalam kandang juga bisa mati akibat bakteri itu.

Berdasarkan riset Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh terkait Staphylococus Aureus, dalam Jurnal Medika Veterineria, oleh Erdi Rachmat dkk, menyatakan, salah satu bakteri yang menyebabkan infeksi akut pada beberapa jenis unggas adalah bakteri Staphylococus Aureus (S aureus) yang patogen.

Infeksi akibat bakteri itu bisa disebut bumble foot (pembengkakan pada kaki). Secara normal  bakteri ini terdapat di udara, di kulit, selaput lendir hewan atau manusia. S aureus dapat menyebar pada lingkungan yang mendukung perkembangan dan hidup secara alami. 

Penularan bumble foot terjadi akibat ayam terkena luka pada telapak kaki dan akhirnya terinfeksi  akibat adanya S aureus pada lingkungan yang kotor.

Bengkak sendi disebabkan infeksi S aureus juga  terjadi melalui kulit yang robek atau terluka pada telapak kaki disebabkan kandang kawat atau bambu yang tajam sehingga peradangan sendi terjadi pada telapak kaki.

Bumble foot ada tiga tahap yang diawali luka pada dampal kaki ayam ditandai kemerahan yang timbul dalam beberapa waktu. Dampak selanjutnya, timbul kemerahan pada kaki ayam semakin meluas sehingga kaki ayam jadi tak stabil dan selanjutnya timbul bumble foot yang makin membesar mengakibatkan ayam lumpuh dan jika tidak ditangani dari awal mengakibatkan kematian.

Dikatakan, terjadi peningkatan infeksi karena peternak kurang memahami management pemeliharaan ayam yang benar dan sehat. Infeksi S aureus yang menyebabkan bumble foot akan meningkat apabila peternak menggunakan lantai yang padat, keras dan lembab. Lantai kandang terbuat dari kawat atau bambu juga akan mengakibatkan bumble foot.

Situasi dalam kandang dan sekitarnya juga mempengaruhi tingkat infeksi, termasuk sanitasi buruk. Banyak infeksi dari S aureus yang terjadi akibat aportunistik (infeksi sekunder), bisa juga terjadi akibat trauma, imunosupresi, kondisi alergi, parasit, Infeksi jamur dan gangguan metabolisme lainnya. (Larikata)




Jumat, 20 November 2020

Katakan Saja, Makan Besar


Ujung-ujungnya, duit. Kita bisa bersepakat atau tidak, tak mengapa, ya, itu bernapas juga tak berbayar. Beda dengan sesak napas, kalau punya duit beli obat di apotik, diminum dan istirahat.

Idealnya, segera ke dokter untuk memperpanjang umur? Kisahnya hanya begitu. Cukup banyak momen menarik, yang terpaksa dipublikasikan media massa secara tebang pilih asal bapak senang, datang dan pergi setiap hari, di negeri ini. 

Akan tetapi, katakan saja, misalnya: Manusia dalam Otoritas Penyakit di Indonesia, seperti apa pencitraannya? Hal ini tentu  cukup menarik dicermati. Atau, abaikan saja dengan alasan enggan dituding hoax? 

Padahal, manusia itu identik dengan rumah untuk segala macam penyakit, beda dengan gedung rumah sakit, yang  didesain bebas penyakit.

Bahkan, Manusia dalam Kemitraan Investor di Indonesia, yang kini menjerit minta keadilan, seperti hilang ditelan oligarki?  Seperti apa pula pencitraannya? Order sepi?

Order kok sepi? Anak belum jajan. Ban bocor. Pulang ke rumah bawa tentengan sedikit saja. Di depan pintu rumah di hadapan keluarga seakan mendapat tantangan. Spontan ciptakan  aksi teatrikal seperti seorang centeng berpura-pura mengintimidasi keluarga kandung. Lapar itu bikin letih, lusuh, kumal, dan gampang berang?

Pernahkah anda bermimpi di siang hari, mimpi  menjadi orang nomor satu di dunia? Bahwa menjadi orang nomor satu,  bukan impian terjelek. Katakan saja begini, semua kepala negara adalah orang nomor satu, termasuk raja bagi monarki.

Ada sejumlah mimpi yang saya alami dalam beberapa dekade ini, tapi jumlahnya saya tidak tahu. Katakan saja, itukan mimpi tadi tak kunjung datang hanya karena berencana bermimpi  jadi presiden.

Bahkan, bermimpi menjadi putra-putri terbaik di negeri ini, pasca rezim pencetus Omnibus Law berakhir, tergolong mimpi bertipikal  tak mengapa. Memang, begitulah mimpi, tak mau perduli dengan kompromi apalagi komitmen.

Bayangkan, ketika itu, pasca pemberlakuan Omnibus Law,   seperti mereka memprediksi bahwa negeri ini, antara lain, kebanjiran investor? Pentingnya urus sertifikat tanah, kan gampang dijual, anak cucu kelak tak bakalan menang bila menyoal warisan mereka.

Duit bakal berterbangan di Indonesia? Para penggembira investor beranggapan, pemodal asing harus diperlakukan istimewa. Investor jangan diseret ke meja hijau, dan relakan mereka untung banyak agar layak berkompetisi.

Marah dan gelisah menampakan framing keseharian kita. Antara ada dan tiada, orang bertanya, sampai kapan Covid-19 ini berakhir? Walau demikian, para elit tetap tegar tersenyum sembari menggugat tanggung jawab moral masyarakat yang cukup representatif bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, di tengah aksi demokrasi jalanan yang  telah merebak.

Kendati begitu, belakangan ini muncul gagasan, manusia Indonesia harus mampu bedakan antara orang salah dan orang jahat. Manusia Indonesia itu bukan pekerja hukum.

Rumah hunian manusia penjara makin padat, over load.  Sepertinya lebih gampang memberi makan manusia penjara daripada menyuapi fakir  miskin dan anak terlantar.

Katakan saja, just say it.  Katanya, nenek moyang manusia memang paham bahwa orang besar, makan besar. Buat apa jadi investor, jadi pemimpin, kalau makan saja hanya sedikit? (Yunius Djaro)


Sabtu, 31 Oktober 2020

Dua Puluh Tahun Ketapang

Pohon Ketapang ini, ditanam, dipelihara dan dirawat selama 20 tahun.  Ketapang atau Katapang  (terminalia catappa) diklaim sebagai pohon pantai yang indah dan rindang.

Membangun gedung pencakar langit 30 lantai, misalnya, mungkin butuh waktu sekitar 10 tahun, beda dengan pohon ini. Walau sudah 20 tahun, tingginya sekitar 10 meter, karena sering dipangkas.

Apakah nilai pohon ini relatif lebih murah, harganya, jika dibanding gedung megah menjulang tinggi itu? 

Ada sejumlah kajian ilmiah tentang pohon ketapang ini, membuktikan bahwa kontribusi pohon ini untuk dunia kesehatan, dipandang cukup signifikan. 

Para pencinta ikan yang membudidayakan ikan di aquarium di rumah, selalu menggunakan daun Ketapang dalam merawat kesehatan ikan mereka.

Tidaklah heran hal itu dilakukan para pencinta hewan apabila ingin mengobati hewan mereka yang terserang penyakit, dengan cara merebus daun Ketapang dan diberi minum hewan dimaksud.

Sebagai minuman alternatif dalam memelihara dan merawat  kesehatan, manusia juga bisa mengonsumsi air rebusan daun Ketapang.

Penulis juga menggunakan air rebusan daun Ketapang untuk mengobati hewan peliharaan dan mengonsumsinya sebagai minuman kesehatan alternatif,  secara simultan dalam beberapa tahun belakangan ini. (Larikata)



Senin, 26 Oktober 2020

Cerpen : Hujan

 Udara malam ini cukup sejuk. Itu karena hujan. Serasa begitu. Tidak juga. Apa betul hujan membuat udara terasa sejuk?  

Dalam mobil full AC, sejuk memang nyata. Mari kita berkayal. Menghayal itu sehat, gratis. Menghayal tentang masa depan generasi muda pascha rezim ini tamat.

Sekarang ini bulan Oktober, tahun 2020. Manusia jadi makin tua, setiap hari. Setiap hari umur kita menua. 

Anda mungkin berkata, apa saja yang mau dikatakan, misalnya ingin menulis ceritera pendek atau cerpen yang fiksi banget asalkan masuk akal. 

Kalau Anda tak keberatan, mari menulis cerpen bersamaku.  Cerpen ini bukan hanya masuk akal sebab disusun secara akal-akalan. 

"Mas Panci, minta rokok sebatang,"  kata temanku memohon. Narasi ini justeru bernuansa cerpen, fiksi banget.

"Bang Robi, kau minta rokok pada seorang pemulung, jangan bikin malu kau ini," kataku berbisik.

Robi melangkah mendekatiku. "Sejak kapan Mas Panci jadi pemulung?  Wah, ini berarti dia sudah jadi kompetitor, rival berat bagi saya," kata Robi sembari menghirup rokok pemberian Bang Panci.

Sesama pemulung mesti kompak, kataku kepada Panci dan Robi. Seperti bus kota,  dilarang saling mendahului bila menggilas tumpukan sampah.

Saya perhatikan raut wajah keriput dua orang sahabatku ini yang sedang serius berdialog. Mereka sepakat meladeni kompetitor kelas lokal, seperti mereka itu. Kompetitor mulung bisa muncul dadakan dan menghilang, raib kapanpun mereka mau.

Berapa rupiah kau dapat hari ini, kata Panci menatap rekannya.  Sudah berapa kilometer jarak tempuh hari ini?

"Wah, melelahkan," kata Panci. Hasil mulung kemarin sudah dijual,  uang yang terkumpul nga nyampe dua dollar AS. Hari ini agak lumayan, lebih dari dua dollar.

Kita akan mulung hingga tetes darah  penghabisan? Aku hanya bertanya kepada Panci dan Robi. Aku serius mendengar dialog dua rekanku.

Mereka juga berbicara akan lebih giat mulung demi menghidupi keluarga. Mereka tak ingin keluarga mereka menjual diri atas nama selingkuh, malu diarak dan diborgol kemudian dipertontonkan di tv.

Sepertinya mereka paham bahwa di negri ini, negara tidak mengakui keberadaan fakir miskin dan anak terlantar. Padahal orang miskin tak bakalan hilang dari bumi ini.

Kita harus nabung uang ini. Aku, kata Robi, akan gunakan uang ini untuk investasi. Anakku butuh biaya pendidikan cukup banyak. 

Investasi ke anak, lumayan hasilnya sebab kalau besok dia pura-pura bangkrut, nggak ada modal yang dilarikan ke luar negeri. Tidak butuh red notice,  kata Robi.

Ya, Jakarta makin indah dipandang ketika banjir menerjang memasuki pekarangan penduduk. Air tak bisa diborgol, padalah masuk pekarangan orang tanpa ijin. Hujan lagi, bung! (Larikata)











Sabtu, 24 Oktober 2020

Tulis Ulang, Mari Menulis

 Tulis Ulang, Mari Menulis, adalah narasi soal Mari Menulis yang dipublikasikan di Blogspot inl berjudul Mari Menulis, nyatanya hilang entah kenapa.

Belum diketahui apa penyebabnya. Hilang tentu ditulis ulang, terkait soal pentingkah kita menyaksikan manusia terborgol kekuasaan?

Wow, ini, kan era digitalisasi, terdengar keren ucapannya. Terborgol kekuasaan?

Apalagi mendengar ucapan, kalau dibilang hoax ya hoax. Sama juga dengan perkataan sampah ya sampah, sekecil apapun, sampah tetaplah sampah.

Ketika kecil orang tua ingatkan, jangan bermain sampah, itu mengotori badan. Tapi kini, penguasa ingatkan, jangan coba timbulkan kegaduhan dengan mengobral hoax.

Uniknya, hoax sebagai suatu bentuk perbuatan melanggar hukum itu, kekerasan verbal itu, potensial menyeret para orang tua ke jeruji besi. 

Para orang tua tak sempat mengajari anak mereka menjauhi hoax lantaran mereka kurang mampu menjabarkan hoax? Menggurui anak jangan bermain sampah nampaknya terlalu gampang ketimbang menggurui diri sendiri menjauhi hoax.

Kata orang, sampah itu sumber penyakit. Kini, anak kecil, orang dewasa, orang tua main sampah dan mereka tidak dituding sumber penyakit. Kok, bisa begitu?

Nyatanya, sampah jadi sumber kehidupan. Fakir miskin dan orang terlantar yang jadi tanggungan negara, tapi kini terabaikan, menafkahi diri dari sampah. Memang, mereka itu ditanggung negara, bukan ditanggung rezim yang memerintah?

Bagi komunitas pemulung, Covid-19 bukan ancaman serius kematian umat manusia, akan  tetapi kelaparan yang paling menakutkan, paling mematikan. Hingga kini, nyaris tak terdengar pemerintah melarang pemulung beraktifitas hanya karena pandemi.

Nampaknya, sumber penyakit bukanlah dominasi sampah. Sumber penyakit terkini sudah berpindah ke mulut manusia.

Corona alias Covid-19, hantu penggembira masa kini, telah menjadikan mulut manusia sumber penyakit, sehingga layak diberi masker. Enak mana, tangan diborgol atau mulut terborgol?

Indonesia kini memasuki era silat lidah? Unik, tak mungkin kita mengetahui siapa pemenangnya, karena tak ada wasit silat lidah, kecuali olahraga pencak silat.

Hoax, ya hoax, katanya bernada otoriter. Corona, ya Covid-19 itu. Indonesia memang terborgol kecerobohan. Black market of justice, kata orang. (Yunius Djaro)