Translate

Sabtu, 24 Oktober 2020

Tulis Ulang, Mari Menulis

 Tulis Ulang, Mari Menulis, adalah narasi soal Mari Menulis yang dipublikasikan di Blogspot inl berjudul Mari Menulis, nyatanya hilang entah kenapa.

Belum diketahui apa penyebabnya. Hilang tentu ditulis ulang, terkait soal pentingkah kita menyaksikan manusia terborgol kekuasaan?

Wow, ini, kan era digitalisasi, terdengar keren ucapannya. Terborgol kekuasaan?

Apalagi mendengar ucapan, kalau dibilang hoax ya hoax. Sama juga dengan perkataan sampah ya sampah, sekecil apapun, sampah tetaplah sampah.

Ketika kecil orang tua ingatkan, jangan bermain sampah, itu mengotori badan. Tapi kini, penguasa ingatkan, jangan coba timbulkan kegaduhan dengan mengobral hoax.

Uniknya, hoax sebagai suatu bentuk perbuatan melanggar hukum itu, kekerasan verbal itu, potensial menyeret para orang tua ke jeruji besi. 

Para orang tua tak sempat mengajari anak mereka menjauhi hoax lantaran mereka kurang mampu menjabarkan hoax? Menggurui anak jangan bermain sampah nampaknya terlalu gampang ketimbang menggurui diri sendiri menjauhi hoax.

Kata orang, sampah itu sumber penyakit. Kini, anak kecil, orang dewasa, orang tua main sampah dan mereka tidak dituding sumber penyakit. Kok, bisa begitu?

Nyatanya, sampah jadi sumber kehidupan. Fakir miskin dan orang terlantar yang jadi tanggungan negara, tapi kini terabaikan, menafkahi diri dari sampah. Memang, mereka itu ditanggung negara, bukan ditanggung rezim yang memerintah?

Bagi komunitas pemulung, Covid-19 bukan ancaman serius kematian umat manusia, akan  tetapi kelaparan yang paling menakutkan, paling mematikan. Hingga kini, nyaris tak terdengar pemerintah melarang pemulung beraktifitas hanya karena pandemi.

Nampaknya, sumber penyakit bukanlah dominasi sampah. Sumber penyakit terkini sudah berpindah ke mulut manusia.

Corona alias Covid-19, hantu penggembira masa kini, telah menjadikan mulut manusia sumber penyakit, sehingga layak diberi masker. Enak mana, tangan diborgol atau mulut terborgol?

Indonesia kini memasuki era silat lidah? Unik, tak mungkin kita mengetahui siapa pemenangnya, karena tak ada wasit silat lidah, kecuali olahraga pencak silat.

Hoax, ya hoax, katanya bernada otoriter. Corona, ya Covid-19 itu. Indonesia memang terborgol kecerobohan. Black market of justice, kata orang. (Yunius Djaro)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar